" DIA TELAH MELAKUKANNYA "
Baca: Mazmur 22:23-32
Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya. (Mazmur 22:32)
Pernahkah hati kita galau seolah Tuhan meninggalkan kita? Memang berat beban yang harus kita tanggung kala persoalan demi persoalan menimpa, tetapi jalan keluar tak kunjung tiba. Saya pernah mengalaminya. Mazmur 22 ini memberi pelajaran berharga tentang iman. Setelah merenungkannya, saya merasakan beban yang menindih itu akhirnya terangkat.
Bagian kedua Mazmur 22 adalah pernyataan iman si pemazmur bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang peduli kepada orang yang tertindas. Pemazmur pun bangkit dari kegalauan perasaan diabaikan oleh Tuhan dan mulai mengajak umat untuk memuji Dia. Pemazmur tidak mau tunduk pada perasaan galaunya. Ia tidak mau menyerah dalam kondisi yang terasa berat. Sebaliknya, ia memercayakan diri pada keadilan dan kekuasaan Tuhan dan menganggap Tuhan sudah turun tangan untuk menolongnya.
Bersyukur, memuji Tuhan, dan mengajak umat menyembah Tuhan adalah sebuah tindakan iman. Dengan beriman, pada saat penantian pun kita sudah memercayakan diri pada Tuhan dan sudah melihat dengan kaca mata iman penyelesaian yang Dia lakukan.Pujian kepada Allah selalu mengangkat hati manusia ke tempat yang lebih tinggi. Pujian yang tulus memberikan ruang kepada si pemuji untuk melihat keperkasaan Allah di takhta-Nya yang mahatinggi. Pada saat yang sama, si pemuji pun akan melihat bahwa persoalan dirinya yang begitu membelenggu dan menghimpitnya ternyata jauh lebih kecil dari kebesaran dan kedahsyatan Allah. Oleh karena itu, mari kita memuji Tuhan senantiasa.—ENO
Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya. (Mazmur 22:32)
Pernahkah hati kita galau seolah Tuhan meninggalkan kita? Memang berat beban yang harus kita tanggung kala persoalan demi persoalan menimpa, tetapi jalan keluar tak kunjung tiba. Saya pernah mengalaminya. Mazmur 22 ini memberi pelajaran berharga tentang iman. Setelah merenungkannya, saya merasakan beban yang menindih itu akhirnya terangkat.
Bagian kedua Mazmur 22 adalah pernyataan iman si pemazmur bahwa Allah yang ia sembah adalah Allah yang peduli kepada orang yang tertindas. Pemazmur pun bangkit dari kegalauan perasaan diabaikan oleh Tuhan dan mulai mengajak umat untuk memuji Dia. Pemazmur tidak mau tunduk pada perasaan galaunya. Ia tidak mau menyerah dalam kondisi yang terasa berat. Sebaliknya, ia memercayakan diri pada keadilan dan kekuasaan Tuhan dan menganggap Tuhan sudah turun tangan untuk menolongnya.
Bersyukur, memuji Tuhan, dan mengajak umat menyembah Tuhan adalah sebuah tindakan iman. Dengan beriman, pada saat penantian pun kita sudah memercayakan diri pada Tuhan dan sudah melihat dengan kaca mata iman penyelesaian yang Dia lakukan.Pujian kepada Allah selalu mengangkat hati manusia ke tempat yang lebih tinggi. Pujian yang tulus memberikan ruang kepada si pemuji untuk melihat keperkasaan Allah di takhta-Nya yang mahatinggi. Pada saat yang sama, si pemuji pun akan melihat bahwa persoalan dirinya yang begitu membelenggu dan menghimpitnya ternyata jauh lebih kecil dari kebesaran dan kedahsyatan Allah. Oleh karena itu, mari kita memuji Tuhan senantiasa.—ENO
TUHAN TELAH, SEDANG, DAN AKAN MENOLONG UMAT-NYA.
MARILAH KITA MEMUJI DAN MERAYAKAN PERTOLONGAN-NYA.
MARILAH KITA MEMUJI DAN MERAYAKAN PERTOLONGAN-NYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar