Baca: Ibrani 12:1-17
Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau mempunyai nafsu rendah seperti Esau yang menjual hak kesulungannya demi sepiring makanan.(Ibrani 12:16)
Manakah yang lebih penting, tekun mempelajari Alkitab atau asyik mengutak-atik gadget terbaru? Mana lebih baik, hidup miskin namun jujur dibandingkan mendapat uang berlimpah dari bisnis yang merugikan banyak orang? Apa yang lebih bernilai, membina hubungan kasih dengan pasangan nikah atau menghabiskan waktu untuk chatting dengan lawan jenis di luar nikah? Mungkin cukup mudah menjawab pertanyaan ini. Namun jawaban kita mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang sesungguhnya kita lakukan. Kita lebih suka mencari gadget dan aplikasi terbaru, hidup dengan uang berlimpah, dan bercengkerama dengan orang yang bukan pasangan resmi kita.
Tuhan meminta kita untuk tidak memilih keinginan nafsu dan mengorbankan kekudusan yang bernilai kekal. Dengan mengambil contoh Esau, penulis kitab Ibrani ingin mengingatkan akan pilihan yang kita ambil. Esau memilih untuk menukarkan hak kesulungan dengan sepiring makanan, sebuah penukaran yang sungguh tidak seimbang. Dalam konteks pembahasan kitab Ibrani, hak kesulungan merupakan lambang kekekalan, anugerah yang Tuhan berikan. Sebaliknya, makanan adalah simbol kenikmatan sementara, hawa nafsu, dan dosa. Pilihan salah Esau ternyata berakibat penyesalan yang tidak mungkin lagi bisa dikoreksi (ayat 17).
Marilah bijak memilih. Utamakan kekekalan, yaitu dengan menjaga kekudusan dan hidup dengan pengendalian diri. Ketika kita menginginkan sesuatu, pikirkan dahulu dampak pilihan itu terhadap kekekalan. Ambil dan lakukan apa yang mendatangkan berkat dan yang berkenan kepada Tuhan kita.–-HEM
TIDAK PERLU TAKUT MENGHADAPI PENDERITAAN
KETIKA KITA SUDAH MEMILIH PERKARA YANG BAIK DAN BENAR
KETIKA KITA SUDAH MEMILIH PERKARA YANG BAIK DAN BENAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar