Rabu, 23 Oktober 2013

AMGPM CABANG SYALOOM RANTING ANUGERAH
MENGUCAPAKAN SELAMAT ULANG TAHUN
KEPADA :






 

Rabu, 16 Oktober 2013

Pemuda Yang Meneladani dan Diteladani

 


“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
(Yoh 13:14-15)


Kebanyakan manusia cenderung lebih suka untuk dilayani daripada melayani. Seperti murid-murid Yesus yang lebih suka menjadi yang terbesar daripada menjadi yang terkecil di antara yang lain. Bahkan bagi orang-orang yang secara khusus melayani di gereja pun sering terjadi hal-hal seperti ini. Walaupun dinamakan pelayan, tetapi tetap lebih senang untuk bisa dilayani oleh orang lain. Dasar dari itu semua adalah kesombongan manusia yang dimulai sejak kejatuhannya dalam dosa. Kecenderungan ini pun sering ada di dalam pelayanan pemuda di gereja. Banyak yang merasa perlu didahulukan kepentingannya sendiri, keinginannya, perlu selalu diperhatikan, dan dilayani dalam berbagai hal. Sikap seperti ini     tentu     tidak     mencerminkan  sikap pelayan yang sejati.  Teladan paling                      tepat  untuk  setiap pelayan  tentu  saja terdapat pada diri Yesus. Dalam Yohanes 13:14-15, disebutkan bahwa Yesus sendiri telah memberikan teladan kepada murid-murid-Nya untuk bisa diperbuat juga kepada orang lain.

Yang dimaksud dengan ‘membasuh kaki’ dalam hal ini ialah melayani orang lain.  Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pelayan, yaitu melayani dengan penuh kerendahan hati. Kita lihat bagaimana Yesus yang adalah Tuhan rela merendahkan diri-Nya demi melayani murid-murid-Nya, bahkan sampai membasuh kaki mereka. Saat itu Yesus punya seribu alasan kuat untuk bisa dilayani layaknya seorang Raja, bahkan disembah sebagai Tuhan. Namun Dia menanggalkan itu semua untuk menggambarkan suatu kasih yang sejati dari seorang pelayan. Apakah terbayang dalam benak kita bagaimana seorang raja melayani rakyatnya bahkan rela membasuh kaki mereka. Pasti sangat sulit kita temukan hal itu di dunia ini. Teladan yang Yesus berikan bagi setiap pelayan pun bukan hanya seperti hal di atas, namun setiap aktifitas dalam hidup Yesus adalah teladan bagi kita semua. Sampai Dia mati di kayu salib untuk menyempurnakan kasih-Nya. Lalu bagaimanakah pemuda meneladani-Nya dan menjadi teladan bagi yang lain??? Sebagai anak-anak Tuhan, pemuda haruslah mampu menjadi teladan yang baik bagi orang-orang di sekitarnya. Namun sebelum kita menjadi teladan bagi orang, terlebih dahulu kita harus bisa meneladani suatu pribadi yang benar. Sikap aktif untuk bisa meneladani orang lain akan secara tidak langsung membuat kita kembali menjadi teladan bagi orang lain. Secara pribadi, kita tentu memiliki banyak teladan dalam hidup, baik di keluarga, masyarakat, atau pun dalam pelayanan di gereja. Namun teladan sempurna yang ada bagi kita ialah Yesus sendiri. Orang lain mungkin bisa jadi teladan bagi kita, namun mereka pun adalah manusia yang mungkin saja melakukan sesuatu yang tidak perlu kita ikuti, karena setiap manusia tidaklah sempurna. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa dalam kekurangan dan kelemahannya pun setiap orang bisa menjadi teladan bagi kita; orang tua, kakak, teman, rekan pelayanan, tokoh masyarakat, atau bahkan tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Namun hendaknya, semua teladan yang kita terima bisa kita seleksi berdasarkan kebenaran firman Tuhan. Yesus adalah Firman yang Hidup. Sehingga setiap teladan Yesus adalah cerminan kebenaran firman Allah itu sendiri.
Yesus mengatakan “…maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu…”. Dari pernyataan itu terlihat bahwa Yesus sendiri menginginkan kita untuk meneladan diri-Nya, dan kita wajib melakukannya. Maka kita pun wajib saling melayani dengan kasih. Ada banyak sekali teladan yang Yesus berikan dalam kehidupan-Nya. Yang pasti, semua itu Dia lakukan dengan penuh kasih kepada sesama; dalam hal menyembuhkan orang sakit, mengajar firman Allah, membangkitkan orang mati, dan banyak hal lainnya.